Laman

Rabu, 13 Juni 2012

Kekuatan Kekuatan

Aku sedang berada dilokasi yg bayangannya saja belum, mungkin tidak akan pernah kufikirkan. Tapi terasa familiar didalam kepalaku. Bukan aneh!
Jalan hitam aspal yg diramaikan kendaraan-kendaraan kesurupan, samasekali tidak menggangguku oleh kebisingan yg terjadi.
Satu hal yg memetik perhatianku, jalan beraspal yg tidak dilalui apapun, menurun membuat sebuah garis, seolah aku bertengger diatas bukit. Aku terpesona karenanya.

Seseorang mempertanyakan kenapa aku duduk di...aku berasumsi jika ini adalah...Halte. Halte ala desa yg terlihat seperti sebuah Saung.
Bokongku mulai tidak nyaman, entah berapa waktu yg ku korbankan untuk hal yg tidak ku ingat.
Aku menjawab pertanyaan orang itu dengan susah payah, tidak tahu apa yg harus ku katakan. Wajahku terbakar, ekspresi orang bangun tidur pasti muncul diwajahku saat itu. Dan aku terlanjur tidak memperdulikan itu!
Padahal jika aku tidak menjawab, itu bukanlah sebuah masalah bagiku. Tapi pikiranku kacau, hanya menelurkan kata pendek "menunggu mobil..." sebelum aku sempat melanjutkan kalimat, tangannya mengarah ke mobil dengan jari telunjuknya. Padahal aku juga tidak tahu lanjutan kalimat yg akan ku katakan!
"Eh...hm...terimakasih...tapi...! Whoa, bagaimana kau menelepati isi pikiranku?"
Dia buru-buruk berbalik muka seolah tidak mau diganggu oleh pertanyaanku. "Bagaimana kau melakukannya?" suaraku memelan diakhir kata, hanya seperti desahan. Menyadari bahwa aku diabaikannya! Aku tersenyum cepat...lalu pergi!

Apa itu benar mobil yg diinginkan orang yg menyuruhku?
Bagaimana bisa aku tidak mengetahui jenis mobil apa yg dimaksud. Memberi tugas pada orang yg salah, kepadaku.
Orang yg menyuruhku? Merupakan suara-suara (roh), bukan manusia.
Mobil-mobil hitam besar bodi trendi. Entah sudah dimodifikasi atau memang begitu sejak pabrik pertama kali mengeluarkan mereka.
Kendaraan keren ala mobil Batman itu melaju diikuti jenis mobil yg sama dibelakangnya.
Aku tahu kemana tujuan akhir mereka. Mungkin seseorang sudah melakukan koneksi lebih tepat daripada menunggu seperti yg ku lakukan. *menyeringai*
Aku kembali ke rumah.
Apa!
Pulang?
Aku benar-benar dibuat tidak sadar keadaan! Tempat, manusia, mobil dan rumah...! STOP. Aku tidak mau mempersoalkan dimana aku sekarang ini. Karena aku tahu aku sedang membuat cerita didalam mimpi. Menuntut mendapatkan kebebasan, menginginkan tempat yg tidak ada mata-mata yg mengenaliku! Sebuah pelarian sesaat!

Menyadari itu, jalanku tiada beban. Kakiku bergerak, beberapa kali bergesekan dengan tanah kering dan kerikil yg menimbulkan debu jalan terusik.
Hutan Afrika yg indah dan menggoda! Batinku.
Tercium aroma pohon pinus.
Apa! Beberapa menit lalu aku tidak tahu menahu tentang dimana keberadaanku saat ini, tapi sekarang aku bilang sedang berada di Afrika. Mempermainkan diri sendiri itu ternyata tidak seburuk yg kukira. Ya, ini seperti lelucon. Begini caraku menutupi kemaluanku...oh...maksudku...rasa malu. Lanjutan, pada diri sendiri.
Belum sampai sepenuhnya mengagumi kemurnian hutan, aku sudah mendapat kejutan dengan penampakan seekor harimau jantan.
Aku menyadari betapa terbuainya otakku pada kebebasan yg kurasakan, melupakan bahwa disetiap tempat pasti ada penduduknya.
Rasanya lututku sudah kehilangan daya menahan tubuhku yang serasa mau roboh. Langkah berat menggangguku!

(diam...tetap duduk...jangan hiraukan aku)

Ajaib, hewan itu tetap duduk manis dan hanya memperhatikan langkahku.
Tersadar, aku telah menggunakan kekuatan Persuasi -ku dan berhasil membelokan pikiran hewan macho berbulu kuning tersebut untuk tidak menyerangku.

Aku mendengar seekor kambing mengembek! Aku celingukan. Tidak ada kambing disekitar sini.
Mataku mengarah pada si harimau, dan suara kambing itu keluar dari mulut hewan ganas tersebut. Tapi tidak menakutkan.
Aku mengerjap, mencari kebenaran dan mengulik kepastian bahwa mataku masih normal dan telingaku berfungsi sempurna.
Ingin rasanya tertawa guling-guling, namun rasa heranku menahannya.
Hei, apa kau tidak merasa aneh pada suaramu barusan? Sapaan yg keren, bung.
Aku melihat nanar ke perut harimau itu. Mungkin anda harus diet, kawan! Seekor kambing mengisi lambungnya!
Pasti sekarang sedang tersiksa dengan perut yg kelebihan muatan itu.
Jika aku berada di hutan itu lebih dulu beberapa menit saja dari si kambing, pasti tubuhku yg menggantikan kediaman kambing malang didalam perut si harimau!
Tapi tidak, jika harimau itu tidak tertarik pada tubuhku yg memang...kurang bisa menggugah selera makan Karnivora manapun. Tulangku kemana-mana. Bicara soal tulang, sepasang mata anjing melirikku. Sial.
Aku berteleportasi ke suatu tempat, rumah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar